Sabtu, 20 Desember 2008
Short Story : Fading Away
Entah apa yang mesti ia kerjakan sekarang, sepertinya ia sudah mencapai puncak kebosanan dengan hidupnya. Orang terdekatnya yang sangat ia cintai dan ia sayangi telah pergi menjauh dari kehidupan rumah tangga yang sudah sempat terbina. Dua orang anak yang masih bersama membantu memampukan ia untuk tetap bertahan.
Bersama dua orang anak yang telah ditinggalkan oleh kekasih tercintanya ia mesti tetap menjalankan roda kehidupan. Memang dalam benaknya terlintas suatu pikiran untuk mempersalahkan seseorang yang telah membawa kabur suaminya. Ia masih belum bisa juga melihat kemungkinan dimana kesalahannya hingga mengakibatkan, suaminya pergi meninggalkan dirinya.
Sekarang tampak baginya kehidupan ini sebagai suatu perjuangan untuk tetap berusaha berjalan di suatu jalan setapak yang tak berujung. Ia melihat masa depan seakan bagai kabut hitam layaknya. Ia bagaikan memasuki suatu hutan rimba berkabut dan sangat asing baginya, ia tidak mampu lagi mengenal secara dalam setiap sudut kehidupan yang tengah dia jalani.
“Mimpikah aku?”, tanya perempuan itu pada dirinya sendiri.
Enam tahun kebahagian hidup bersama Mas Richo bagaikan suatu mimpi. Sepertinya baru kemarin ia merasakan cintanya, tetapi sekarang cintanya tak bersisa sedikitpun, bahkan telah berakar menjadi suatu kebencian yang semakin kuat.
Di tengah kehilanganya ia tetap mencari apa saja yang mampu membuat ia tetap bertahan.. Ia telah menemukan kebencian yang sangat kuat yang menjadikan ia begitu kuat untuk tetap bertahan:
“Aku mesti kuat”, bisik kata hatinya sambil menahan napas dalam-dalam.
Ia tatap kedua putrinya dengan perasaan pilu bagai tersayat sembilu. Ia teringat saat anak-anak masih bersama-sama dengan ayah mereka. Perempuan itu tidak mengira kepergian suaminya telah merampas paksa kebahagian itu. Dan menyisahkan kepiluan yang membuahkan kebencian yang sangat dalam di hati perempuan itu.
Ayah mereka kini telah pergi dengan kekasih barunya. Terdengar kabar bahwa ayah mereka telah menikah lagi tanpa sepengetahuan perempuan itu. Demi mempertahankan utuhnya sebuah keluarga ia terus mencari tahu keberadaan suaminya lewat teman-temannya. Akhirnya kepastianya didapatkannya lewat kata-kata Mas Richo sendiri bahwa ia telah menikah lagi. Richo Utomo adalah nama dari mantan suami perempuan itu. Dan ia pun harus jujur berkata bahwa ia terluka, sakit hati,
“Fuck you, Cho“, geram batin perempuan itu terucap juga melalui bibir mungilnya yang tipis bergincu merah muda .
Dalam hidup memang ada hal-hal yang tidak mesti bisa dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. Begitulah dengan keadaan perempuan itu. Pertanyaan- pertanyaan yang pernah timbul didalam hatinya, tidak semuanya bisa terjawab dengan mudah olehnya.
“Mengapa mas Richo mesti meninggalkan aku? Meninggalkan anak-anak yang manis-manis ini?. Mengapa dia tidak pernah mengatakan apa kekurangan dari ku?” perempuan itu terus berkeluh kesah dengan dirinya. Sepertinya ia tidak pantas untuk itu
Tiga bulan berlalu seiring dengan kepergian kekasih tercintanya, Ia ternyata masih mampu tetap bertahan. Nisa, anak gadisnya yang berumur 11 tahun menjadi penghubung antara mereka. Mas Richo tetap mensuplai uang belanja bulanan untuk mereka, untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari mereka. Namun itu hanya berlangsung enam bulan saja. Setelahnya ia, Mawar nama perempuan itu baru merasakan benar-benar kepergian suaminya tanpa pernah lagi berhubungan baik dengan ia maupun dengan anak-anaknya
Hari berlalu bulan berjalan hingga sampai genap bulan menuju tahun, Mawar, bukanlah perempuan yang bisa hidup dari kenangan masa lalu, ia lebih realistis dalam melihat dunia. Namun, Ia tetap memupuk kebencian sebagai pertahanan hidupnya. Pohon kebencian pada seseorang yang telah meninggalkannya sudah mengakar hingga kelubuk hati yang dalam. Ia adalah mawar yang sekarang adanya. Apapun adanya, ia mesti menghidupkan dirinya serta kedua anak-anaknya. Ia titipkan Anisah dan Aisah di kampung di rumah ibundanya. Dan setiap bulan ia menitipkan kebutuhan sehari-hari ke ibundanya di kampung.
Mawar jauh dari jelek, badannya seksi, tinggi semampai, rambut agak panjang, ia disukai banyak laki-laki. Nama panjangnya adalah Mawarti. Dan sepertinya ia sangat dikenal di tempat dimana ia tinggal. Ia mengontrak di sebuah rumah petak di suatu gang sempit yang kumuh. Ia tinggal di tempat yang padat penduduknya. Hampir setiap kali ia bisa mendapati orang-orang yang berpapasan dengannya menyapanya dengan sopan. Mawarpun mengerti sapaan yang demikian cuma basa basi saja untuknya, Ia cukup tahu dengan orang-orang tersebut, sepertinya mereka memperolok-olok hidupnya. Mawar pun tidak mau ambil pusing dengan perasaannya. Perasaannya sudah mati sejak kepergian orang yang dicintainnya. Mawar mengakui bahwa bulan-bulan pertama ketika Richo Utomo meninggalkannya sangat berat. Namun seiring waktu berjalan ia semakin kuat untuk membencinya. Nampaknya tabungan kebenciannya semakin melimpah Ia tinggal membelanjakan untuk kekayaan dirinya. Dan ia sadar serta mengakui bahwa doa-doanya sangat buruk bagi mantan suaminya itu. Ia sangat membencinya lebih dari apa dan siapapun.
The Song to show my feeling
Madonna
You think that I can’t live without your love
You’ll see,
You think I can’t go on another day.
You think I have nothing
Without you by my side,
You’ll see
Somehow, some way
You think that I can never laugh again
You’ll see,
You think that you destroyed my faith in love.
You think after all you’ve done
I’ll never find my way back home,
You’ll see
Somehow, someday
Chorus:
All by myself
I don’t need anyone at all
I know I’ll survive
I know I’ll stay alive,
All on my own
I don’t need anyone this time
It will be mine
No one can take it from me
You’ll see
You think that you are strong, but you are weak
You’ll see,
It takes more strength to cry, admit defeat.
I have truth on my side,
You only have deceit
You’ll see, somehow, someday
Chorus2:
All by myself
I don’t need anyone at all
I know I’ll survive
I know I’ll stay alive,
I’ll stand on my own
I wont need anyone this time
It will be mine
No one can take it from me
You’ll see
You’ll see, you’ll see
You’ll see, mmmm, mmmm
Jumat, 19 Desember 2008
The Song to show my feeling
oleh: Simple Plan
Do you ever feel like breaking down?
Do you ever feel out of place?
Like somehow you just dont belong
And no one understands you
Do you ever wanna run away?
Do you lock yourself in your room with the radio on turned up so loud no one hears you screamin
No you don't know what's it's like
When nothing feels alright
You don't know what it's like
To be like me
To be hurt
To feel lost
To be left out in the dark
To be kicked when you're down
To feel like you've been pushed around
To be on the edge of breaking down
When no ones there to save you
Well you don't know what it's like
Welcome to my life
Do you wanna be somebody else?
Are you sick of feeling so left out?
Are you desperate to find something more before you're life is over?
Are you stuck inside a world you hate?
Are you sick of everyone around With the big fake smiles and stupid lies,
When deep inside you're bleeding
No you don't know what it's like
when nothing feels alright
no you don't know what it's like
To be like me
To be hurt
To feel lost
To be left out in the dark
To be kicked when you're down
To feel like you've been pushed around
To be on the edge of breaking down
When no ones there to save you
Well you don't know what it's like
Welcome to my life
No one ever lied straight to your face
No one ever stabbed you in the back
You might think I'm happy
But I'm not gonna be OK
Everyone always gave you what you wanted
You never had to work it was always there
You don't know what it's like what it's like
To be hurt
To feel lost
To be left out in the dark
To be kicked when you're down
To feel like you've been pushed around
To be on the edge of breaking down
When no ones there to save you
No you don't know what it's like (what it's like)
To be hurt
To feel lost
To be left out in the dark
To be kicked when you're down
To feel like you've been pushed around
To be on the edge of breaking down
When no ones there to save you
Well you don't know what it's like
Welcome to my life
Welcome to my life
Welcome to my life
The Song
oleh: Simple Plan
I thought that I could always count on you,
I thought that nothing could come between us two.
We said as long as we would stick together,
We'd be alright,
We'd be ok.
But I was stupid
And you broke me down
I'll never be the same again.
So thank you for showing me,
That best friends can not be trusted,
And thank you for lying to me,
Your friendship the good times we had you can have them back
Yeah!
I wonder why it always has to hurt,
For every lesson that you have to learn.
I won't forget what you did to me,
How you showed me things,
I wish I'd never seen.
But I was stupid,
And you broke me down,
I'll never be the same again.
So thank you for showing me,
That best friends can not be trusted,
And thank you for lying to me,
Your friendship, the good times we had you can have them back
When the tables turn again,
You'll remember me my friend,
You'll be wishing I was there for you.
I'll be the one you'll miss the most,
But you'll only find my ghost.
As time goes by,
You'll wonder why,
You're all alone.
So thank you for showing me,
That best friends can not be trusted,
And thank you for lying to me,
Your friendship the good times we had you can have them back.
So thank you, for lying to me,
So thank you, for all the times you let me down
So thank you, for lying to me,
So thank you, your friendship you can have it back
The Poem
dengan kata-kataku dahulu
bahwa
Kau tidak asing bagiku
kau adalah seorang yang telah meninggalkan bekas
jejak langkah hidupmu di diriku,
Kau adalah luka-luka batinku
Kau adalah rasa sakitku
kau adalah perihnya jiwa yang kering
serta kehampaanku................
The Song
Di Antara Kalian
ku akui ku sangat sangat menginginkanmu
tapi kini ku sadar ku di antara kalian
aku tak mengerti ini semua harus terjadi
Ku akui ku sangat sangat mengharapkanmu
tapi kini ku sadar ku tak akan bisa
aku tak mengerti ini semua harus terjadi
reff:
lupakan aku kembali padanya
aku bukan siapa siapa untukmu
ku cintaimu tak berarti bahwa
ku harus memilikimu slamanya
aaa…aaa…
ku akui ku sangat sangat menginginkanmu
tapi kini ku sadar ku di antara kalian
aku tak mengerti ini semua harus terjadi
repeat
reff
The Song
Samsons
intro: E C#m A E
E
Aku yang lemah tanpamu
C#m A E
Aku yang rentan karena cinta yang telah hilang darimu
Yang mampu menyanjungku
E
Selama mata terbuka
C#m
Sampai jantung tak berdetak
A E
Selama itupun aku mampu untuk mengenangmu
F#m C#m
Darimu kutemukan hidupku
F#m C#m
Bagiku kaulah cinta sejati
A F# B7
Yeah hu ... hu ... hu ...
E B
Reff * : Bila yang tertulis untukku
C#m G#m
Adalah yang terbaik untukmu
A E
’Kan kujadikan kau kenangan
F#m B
Yang terindah dalam hidupku
E B
Namun tak ‘kan mudah bagiku
C#m G#m
Meninggalkan jejak hidupmu
A E
Yang t’lah terukir abadi
F#m B C#m B E
Sebagai kenangan yang terindah …
Interlude : C#m B A A#m B C#m B A B
E B
Reff ** : Bila yang tertulis untukku
C#m G#m
Adalah yang terbaik untukmu
A E
’Kan kujadikan kau kenangan
F#m B
Yang terindah dalam hidupku
E B
Namun tak ‘kan mudah bagiku
C#m G#m
Meninggalkan jejak hidupmu
A E
Yang t’lah terukir abadi
F#m B E
Sebagai kenangan yang terindah …
Back to: Reff **
Selasa, 16 Desember 2008
Here are my wise words
Say not, ‘I have found the truth,’ but rather, ‘I have found a truth.’
Kahlil Gibran
If you can’t stand the heat, get out of the kitchen.
Harry S Truman
What is the sound of one hand clapping
Confucius
The secret of health for both mind and body is not to mourn for the past, worry about the future, or anticipate troubles but to live in the present moment wisely and earnestly.
Buddha
Work is love made visible. And if you cannot work with love but only with distaste, it is better that you should leave your work and sit at the gate of the temple and take alms of those who work with joy.
Kahlil Gibran
The only way to have a friend is to be one.
Ralph Waldo Emerson
If you have a true friend, you have more than your share.
Thomas Fuller
True happiness comes from the joy of deeds well done, the zest of creating things new.
Antoine De Saint-Exupery
When you jump for joy, beware that no one moves the ground from beneath your feet.
Stanislaw Lec
Sabtu, 13 Desember 2008
Rabu, 10 Desember 2008
Selasa, 09 Desember 2008
The Song By Cokelat " Karma"
sekian lama kita bersama
ternyata kau juga sama saja
kau kira kupercaya semua
segala tipu daya oh percuma
kau buat sempurna awalnya
berakhir bencana
reff: selamat tinggal sayang
bila umurku panjang
kelak ku kan datang kubuktikan
saat kubalas dan kau jelang
jangan menangis sayang
kuingin kau rasakan
pahitnya semua sia-sia
memang kau pantas dapatkan
akhirnya usai sudah semua
kudapat tertawa bahagia
selalu tampak indah awalnya
berakhir bencana
repeat reff
kau buat sempurna awalnya
berakhir bencana
repeat reff
kurintangkan hati
kubalut luka lama saat kau pergi
kutegarkan diri
walau bayangmu hadir di setiap mimpi
oh haruskah
kubenamkan diri meratapi
tenggelam sesali yang terjadi
tersiksa bersama hampa asa
reff: kini kuhanya ingin lupakan semua
mengenangmu menyesakkan jiwa
kan kuhapus air mata
hingga kudapat sembuhkan luka
kucoba hadapi
walau pahit terasa tak terobati
harus kulewati
seakan semua tiada pernah terjadi
repeat *
repeat reff
semoga kelak lupakan semua
mengenangmu menyesakkan jiwa
kan kuhapus air mata
hingga kudapat sembuhkan luka
Sabtu, 06 Desember 2008
I've got my words
Minggu, 30 November 2008
DiDo - White Flag
I know you think that I shouldn't still love you, Or tell you that.
But if I didn't say it, well I'd still have felt it where's the sense in that?
I promise I'm not trying to make your life harder
Or return to where we were
I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be
I know I left too much mess and
destruction to come back again
And I caused nothing but trouble
I understand if you can't talk to me again
And if you live by the rules of "it's over"
then I'm sure that that makes sense
I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be
And when we meet
Which I'm sure we will
All that was there
Will be there still
I'll let it pass
And hold my tongue
And you will think
That I've moved on....
I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be
I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be
I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be
I Will Survive
by Cake
At first I was afraid
I was petrified
I kept thinking
I could never live without you by my side
But then I spent so many nights
Just thinking how you'd done me wrong
And I grew strong
I learned how to get along
So now you're back
From outer space
I just walked in to find you here
Without the look upon your face
I should have changed my f-ing lock
I would have made you leave your key
If I'd have known for just one second
You'd be back to bother me
Oh now go,
Walk out the door
Just turn around now
You're not welcome anymore
Weren't you the one who tried to break me with desire
Did you think I'd crumble
Did you think I'd lay down and die
Oh no, not I
I will survive
As long as I know how to love I know I'll be alive
I've got all my life to live
I've got all my love to give
I will survive
I will survive
Yeah, yeah
It took all the strength I had
Just not to fall apart
I'm trying hard to mend the pieces
Of my broken heart
And I spent oh so many nights
Just feeling sorry for myself
I used to cry
But now I hold my head up high
And you see me
With somebody new
I'm not that stupid little person still in love with you
And so you thought you'd just drop by
And you expect me to be free
But now I'm saving all my loving
For someone who's loving me
Oh now go,
Walk out the door
Just turn around now
You're not welcome anymore
Weren't you the one who tried to break me with desire
Did you think I'd crumble
Did you think I'd lay down and die
Oh no, not I
I will survive
As long as I know how to love I know I'll be alive
I've got all my live to live
I've got all my love to give
I will survive
I will survive
Yeah, yeah
Sabtu, 29 November 2008
PRAHARA
Cerpen oleh djokays
Dia menyadari bahwa anak satu-satunya tidak akan kembali kepadanya lagi. Anaknya sudah memutuskan untuk pergi meninggalkannya. Tentunya ia merasa gagal sebagai seorang ayah yang diberi-tugas oleh almarhumah mendiang istrinya untuk menjaga anak mereka. Sebagai seorang laki-laki yang telah ditinggal mati istri sebenarnya ia masih bisa bertahan dengan keberadaan anaknya, buah cinta ia dengan seseorang yang pernah singgah di relung hatinya yang paling dalam. Namun ia sekarang merasa benar-benar sendiri menjalani hidup. Memang pernah terlintas dalam benaknya bahwa ia berkeinginan untuk mencari pengganti istrinya guna mengisi kembali kekosongan dalam dirinya, namun sulit baginya ia sangat mencintai istrinya.
Di keberadaanya yang sendiri membuat ia seringkali berpikir mengenai saat-saat indah masa-masa lalu yang pasti tidak akan pernah kembali sama, walaupun kembali pastilah tidak akan pernah sama. Hal itu mengingatkan ia pada ungkapan seorang filsuf Yunani yang mengatakan tidak ada sesuatu pun yang dapat diangap sempurna[1]. Tentunya pelaku-pelaku dari kisah-kisah indahnya tidak akan kembali memerankan perannya sebagai istri dan anaknya. Ia terpaksa membiarkan masa lalu dimiliki oleh masa lalu. Kalau toh ia berusaha menghadirkan masa-masa indah masa lalu, hal itu hanya bisa dalam rasa bukan dalam nyata. Sepertinya masa lalu, past tidak akan kembali dan tak bisa dihadirkan dalam masa sekarang, present, Baginya masa akan datang (future) adalah remang-remang ia bahkan tak mampu untuk menggambarkannya. Ia hanya bisa memahami adanya hadiah, present yaitu hari ini . [2]
ÿÿÿ
Setiap hari di waktu yang hampir persis sama ia selalu memandang keluar pintu gerbang rumahnya. Ia nampaknya sangat merindukan anaknya. Tepat dihadapan matanya beringin besar yang sekian tahun yang lalu sudah menghiasi halaman depan rumahnya masih setia berdiri dengan anggunnya. Akarnya sudah sangat panjang menjulur kemana-mana seakan-akan dengan keangkuhannya hendak meresapi dan menghisap habis seluruh sari-sari makanana yang ada dalam tanah.
Setelah berpuas-puas memandangi suasana halaman depan rumahnya. Dari beranda rumah ia masuk ke ruang tamu keluarga yang penuh dihiasi lukisan-lukisan buah karyanya. Terbayang masa-masa nuansa indah kehidupan rumah tangganya.
ÿÿÿ
Prahara bukan hanya seorang anak kecil lagi baginya semenjak di usia remaja menjelang dewasanya ia, Prahara lebih menampakkan sosok orang muda sebagaimana ia ayahnya. Secara phisik ia, Prahara hampir sempurna menyerupai ayahnya. Kalau ingin tetap dilihat perbedaannya hanya kumisnya yang membedakan mereka. Kumis Prahara lebih tipis dibandingkan dengan kumis ayahnya. Dan banyak hal dalam wataknya yang hampir tidak bisa dibedakan. Kekerasannya pada suatu keinginan membuat ia, Prahara tidak pernah putus asa untuk meraihnya. Itu ia buktikan dengan usahanya untuk meraih gelar sarjana. Ia berusaha sangat keras terhadap dirinya. Ia membuat dirinya larut pada schedule hariannya, begitu detil ia menulis program kerja meraih cita-cita. Dimulai dari bangun pagi hingga istirahat malam, begitu rapi ia menjadi
ÿÿÿ
Prahara bertumbuh dewasa memang berkat usaha Birowo, ayahandanya. Ibunda Prahara meninggal ketika Prahara berumur sebelas belas tahun. Ibundanya hanya bisa mendampinginya menikmati masa anak-anak, bahkan ia, ibundanya belum sempat mendampingi Prahara kecil memasuki masa remaja.
Kala itu, ketika Ibundanya meninggal dunia Prahara baru saja memasuki bulan kesembilanya duduk di kelas
Sikap pasif dalam diri Prahara kemudian berubah ketika ia memasuki masa Sekolah Menengah Pertama. Dan peran ganda Birowo selaku ayah merangkap ibunya mulai Prahara rasakan. Memang Birowo sejak sepeninggal istrinya ia menjadi lebih memperhatikan Prahara anaknya.
ÿÿÿ
Sebagai seorang seniman ia termasuk seorang yang cukup disegani oleh rekan rekan sesama seniman. Ia cukup toleran dan ramah terhadap rekan-rekannya. Bahkan rekan-rekannya sering kali datang untuk berbagi problem kehidupan dengannya. Ia sering berusaha membantu memecahkan masalah-masalah mereka. Ia memang banyak tahu akan segala hal, namun tak pernah ada terlintas dalam benaknya untuk mengurui rekan-rekannya. Prinsipnya kuat namun tidak kaku, ia tidak pernah memaksakan kehendaknya. Ia memikirkan terlebih dahulu setiap demi kata yang ia akan ucapkan ia tidak ingin menyakitkan hati rekannya. Dihadapan rekan-rekan sesama seniman ia terlihat bijak.
Birowo mempunyai galeri yang dimiliki dari usahanya menuangkan buah pikirannya melalui sapuan kuasnya yang begitu penuh arti. Perjalanan hidupnya dalam mengeluti dunia kesenimannya Ia lalui sebagai seorang seniman lukis jalanan. Hingga suatu hari seorang Turis Belanda melihat hasil karya lukisannya dan Turis Belanda itu sangat tertarik dengan karya lukisnya dan ia menawarkan tempat yang bisa dipakai Birowo untuk menjadi galeri pribadi yang sekarang ini ditempatinya.
Birowo banyak sekali melukis situasi Indonesia di Jaman Belanda, Jaman Jepang dan Jaman Kemerdekaan.
Masa kecil Birowo di habiskan di sebuah
ÿÿÿ
Kedatangan Prahara tepat pukul dua belas tengah malam menjelang pagi, membuat sang Ayah, Birowo sangat terkejut. Pasalnya sang Ayah merasa yakin benar bahwa anaknya tidak akan pernah kembali, setelah pertengkaran yang begitu hebat antara mereka berdua.
Masih terngiang dipendengaran Birowo ketika Prahara mengucapkan serangkaian kata dengan nada yang sangat tinggi dibarengi dengan kekesalan yang sangat sengit:
“Ingat yah !” katanya, “ Aku tidak akan pulang lagi. Aku benci ayah! Apa yang ayah lakukan terhadapku itu tidak bisa dibenarkan. Beraninya ayah merusak kepercayaan yang sudah kita bangun selama ini, yah ?”
Dengan penuh penyesalan Birowo hanya tertunduk, menanggung rasa bersalah yang dalam. Ia, Birowa tidak diberi kesemptan untuk menjelaskan duduk perkaranya pada Prahara.
ÿÿÿ
Tepat dihadapan Birowo ada seorang anak muda basah kuyup bertubuh tinggi, berambut sedikit ikal serta bertahi lalat dintara bibir dan hidungnya yang bangir. Anak muda itu tak lain dan tak bukan adalah Prahara. Prahara berdiri di depan pintu gerbang sambil tangannya menempel terus pada “bel”. Ia sepertinya kedinginan tertimpa rintik-rintik hujan yang telah membasahi sekujur tubuhnya.
Dalam keraguannya ia, Prahara merasa bel itu tidak patut dipergunakan baginya, mengingat kata-kata terakhir yang ia sempat katakan pada ayahnya. Ia malu menelan ludahnya sendiri.
“Mengapa aku begitu keras kepala…… mengapa kata-kata kasar itu harus keluar dari mulutku.. aku begitu menyesal….”
Tapi apalah artinya penyesalan yang sudah terlanjur dan itupun terjadi hampir
Prahara terus memandang ayahandanya setelah Birowo membukakan pintu depan baginya. Prahara tetap terdiam. Birowo masih belum bisa mengenalinya siapa laki-laki yang berdiri dihadapannya. Tampak keterkejutan diraut wajah tua Birowo disaat ia sedikit mulai mengenali siapa sebenarnya laki-laki dewasa yang berdiri dihadapannya, bertubuh tinggi, berambut sedikit ikal serta bertahi lalat dintara bibir dan hidungnya yang bangir, Ia tak lain dan tak bukan Prahara anaknya. Ia langsung merangkul dan menciumi wajah Prahara yang tertunduk diam. Birowo tak tahan menahan haru. Keriduannya selama
ÿÿÿ
Sebenarnya Birowo sudah pernah mengatakan pada Prahara bahwa mereka, Prahara dengan perempuan yang pernah hidup bersama itu . Mereka bisa tinggal di rumah dimana Birowo tinggali. Toh rumah itu cukup besar. Banyak kamar. Lagi pula Birowo pun lebih sering berada di Galerinya. Waktu itu Birowo belum begitu mengenal siapa sebenarnya Putri , nama perempuan yang di nikahi Prahara anaknya.
Memang Birowo tidak begitu setuju dengan hubungan mereka berdua. Namun ia tidak mengatakannya pada Prahara. Ia tidak ingin melukai hati putranya yang satu-satunya itu. Ia bahkan menawarkan mereka untuk tinggal saja di rumahnya itu.
Birowo melihat ada yang aneh dengan perempuan yang duapuluh tahun lalu dibawa oleh putranya. Dari tatapan mata nya Birowo melihat ada kepura-puraan serta
Mereka sempat tinggal selama beberapa tahun. Dalam kebersamaan Putri, Prahara dan Birowo, awalnya serba baik. Sebagai mantu Putri diperlakukan Birowo dengan baik bahkan sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Hingga suatu hari Birowo memergoki Putri selingkuh dengan seorang laki-laki yang bukan putranya.
Sebenarnya Birowo ingin mengatakan terus terang pada Prahara, guna menutupi aibnya, Putri berusaha merayu Birowo dengan berbagai cara. Ia, Putri tahu Birowo pun seorang laki-laki. Tentunya, ia sesekali masih membutuhkan wanita. Birowo pun akhirnya masuk dalam perangkap Putri. Awalnya Putri ingin sekali dilukis telanjang. Birowo tidak ingin.
Dan juga Birowo sempat memergoki Putri berselingkuh dengan beberapa laki-laki. Ia pun merasa perlu mengatakan pada putra tercintanya. Mengingat, Prahara begitu sibuk dengan pekerjaannya di suatu kantor apalagi ia sering tugas luar
ÿÿÿ
Prahara dan Putri pergi meninggalkan Birowo. Mereka memutuskan untuk pindah ke
Hari itu adalah hari terakhir mereka saling bertemu, begitupun Birowo dengan mantunya. Ternyata kehidupan Prahara dan Putri tidak seharmonis yang diharapkan. Kepercayaan Prahara pada Putri harus ditebus dengan kekecewaan. Retaklah hubungan mereka. Kepercayaan yang ditanam hingga dalam menimbulkan rasa sakit yang kuat saat kepercayaan itu harus dicabut ke permukaan. Cintanya pada Putri membutakan kenyataan pahit, Prahara pun merasakan pahitnya kekecewaan
[1] . Filsuf Yunani, Herakleitos beranggapan bahwa dalam dunia alamiah tidak ada sesuatu pun yang tetap. Tidak ada sesuatupun yang dianggap definitive atau sempurna. Segala sesuatu yang ada senantiasa “ sedang men jadi” Terkenallah ucapan panta rhei, atinya : semuanya mengalir. Sebagaimana air sungai senantiasa mengalir terus, demkian pun dalam dunia jasmani tidak ada sesuatu yang tetap. Semuanya berubah terus menerus
[2] Dalam Grammar, tata bahasa inggris tempus atau tenses (waktu ) memainkan peranan penting dan pada dasarnya dibagi dalam tiga pembagian waktu yaitu past, present dan future, khusus kata present itu sendiri mempunyai arti hadiah, ada maupun hadir.
Wijnana : Sikap Bijak
Mantri Wira : Pembela Negara Sejati
Wicaksana Naya : Kebijaksanaan Berdasarkan Keadilan
Matanggwan : Mendapat Dukungan dari Bawah
Satya Bakti Haprabha :Loyal Terhadap Atasan
Wakjnana: Ahli Berpidato dan Berdiplomasi
Sajjawopasana: Rendah Hati Dhirattasaha : Rajin dan Kreatif
Disyacita : Jujur dan Terbuka
Tanlalana : Selalu Tampil Gembira
Tan Satrisna : Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Masini Samastna Buwono : Pencinta Alam dan Binatang
Ginang Pratidina : Selalu Menegakkan Kebenaran
Sumantri : Sebagai Abdi Negara yang Baik
Ana Yakan Musuh : Mampu Membinasakan Musuh
Jumat, 28 November 2008
Kala Sapa Tak Ada
Selasa, 25 November 2008
2007, Nov 5 13.30-17.00
Terbentang beda antara suka dan duka
Namun disaat yang sama tak beda
Tertanam kata-kata tanpa ada
Tersisa mengakar dalam luka
Aku terkurung dalam area berbisa
Takut tersengat dalam langkah yang salah
Hampa tanpa kata hanya tampak dimuka
Dengan luka terbuka menganga
Dalam diri penuh kata duka yang tak
Akan mungkin bisa terucap dalam kata-kata
Bagai terpatri kuat dalam lubuk hati
Tak akan bisa mampu seorang mengangkat
Lonely ( S e p i )
Dalam sepiku
Kurasa hampa
Dalam kesendirianku
Kurasakan hatiku bicara
Dimana mereka?
Dulu pernah ada
Sekarang tak nyata
Kudapati diriku
terhempas jauh terbawa gelombang
kubiarkan ia dalam dunianya
karena kutahu tak
Sepertinya saatnya tiba
Bagiku tuk menikmati juga duniaku
Adanya terasa tak ada
Dekatnya terasa jauh
Satunya terasa terpisah
Saatnya tiba kutinggalkan
Duka kembali suka pada rasa
Kulepaskan tanda
Bahwa kita pernah bersama
Merasa satu adanya
Kucari tahu apa maunya ternyata ia tak ingin apa-apa
Ia ingin dirinya
Kuberanikan diri untuk melepaskannya dalam sukanya pada dirinya
Meraih Asa
Dalam jiwa untuk capai cita-cita
Lelah ku berjalan tanpa pasti tujuan
cari kucari tujuan
tanpa pernah dapatkan
Jiwaku haus damba
untuk menatap cita
kuingin tetap berusaha
namun semangat jiwa merana
jatuh terpuruk luka
yang semakin mengangga
Ku diam dalam tapa
tak sentuh apa-apa
namun jadi hampa
kujalan dalam tawa
Dikerumunan peristiwa
juga tak kudapat apa-apa
Selasa, 18 November 2008
taken from my old diary
Agustus 1995
Kugapai kematian
Untuk sampai pada ketenangan
Kutangisi kerinduan
Untuk sampai pada impian
Bila kejenuhan menyiksa keberadaanku
Kuingin bisa lepaskan kerinduan
20 Agustus 1999
kumainkan anganku pada ketakutan
kucumbui diriku pada kematian
terpuruk daku dalam ketidakpastian
luluh jiwa dan angan dalam dambaan
untuk sampai pada impian
terbalut kemurnian dalam lapisan
gula dan padat madu rasa kecintaan
akan suatu dambaan
akan bersua dalam prasangka
Cerpen: Ruang Kosong Dalam Lubuk Hati
Oleh : Djokays ( Joko Sarjono )
Sepertinya sudah tak tercium lagi wangi parfume di ruang kamar Karto, padahal kemarin ia masih merasa mencium wangi perfume. Wangi perfume itu juga biasa menyeruak ke ruang-ruang lain selain ruang kamar tidur mereka yang ada di rumah itu .
Sudah
Ia duduk di suatu bangku di sudut kamar tidur sambil mendengarkan lagu-lagu blues yang membawanya kepada kedalaman hatinya yang luka, ia merasakan luka itu semakin dalam menggerogoti hatinya, sakit hati, dendam dan kecewa masih saja bergejolak dalam batinnya padahal sudah
when I saw you and ( him ) walking
………………………………
I’d rather go blind than to see you walk away from me
(Jordan and Foster)
Lagu I’d rather go blind nya Jordan and foster itu sepertinya membuka luka lama. Saat itu juga ia tengah memperhatikan beberapa photo dalam album photo lama yang mengingatkan kebahagiannya bersama seseorang yang pernah mengisi sebagian belahan hatinya. Ia pun memasuki perenungan sejarah hidupnya, perasaanya, kegembiraanya, kesedihannya serta hal-hal lain yang terlintas dalam benaknya.
Dalam perjalanan hidup sesungguhnya
Lagu lainnyapun menyusul ternyata makin dalam ia telah memasuki ruang kosong di dalam lubuk hatinya, bahkan ruang di mana ia sekarang berada pun mendukung kekosongan dirinya.
Loneliness is your only friend
A broken heart that just won’t mend
Is the price you pay
It’s hard to take when love grows old
The days are long and the night turn cold
When it fade away
……..
Empty rooms
Where we learn to live without love
Empty rooms
Where we learn to live without love
…….
Empty Room , Gary Moore
♥♥♥♥
Hari itu entah mengapa kerinduan dan hasrat mengenang begitu menguasai dirinya, Karto teringat dengan perempuan yang pernah hidup bersama dirinya selama
Karto sebenarnya figur pria setia, sopan dan kalem. Ia tidak banyak bicara. Karni lah perempuan yang sungguh-sungguh ia cintai. Karti begitu smart, wawasannya luas dan juga pandai bergaul. Karto pun dulu disukai oleh banyak perempuan karena ketampaannya.
Karto dan Karti adalah dua orang mantan aktivis yang menekuni teater kampus sebagai ajang mengekpresikan diri mereka Secara perlahan serta mendalam Karto benar-benar jatuh cinta dengan Karti, seorang perempuan yang nama lengkapnya Sukartini. Yang aneh nya nama perempuan itu, hampir mengarah pada namanya, hanya dibedakan dangan dua huruf vocal: i dan o. Mereka merasa mungkin kedekatan nama mengarah pada kedekatan jodoh. Mereka toh saling menyukai kala itu.
After you, there won’t be another else 2X
Yes, I’m so tired of worrying, and I’m sleeping by myself
After you, you know the sun shine no more 2X
Yes, I’m so tired of worrying, being drifted door to door
Yes, I get up this morning, can’t control my mind
………
( After You there won’t be another else ; Homesick James )
♥♥♥♥
Karto sekarang mempertanyakan apa itu kesetiaan. Sudah cukup aku bersabar. Mengapa aku harus menunggu sesuatu yang tidak pasti, seseorang yang tidak jelas juntrungnya. Ia sudah muak menunggu. Ia sekarang mengalami kesulitan memahami cinta. Cinta itu sabar
Padahal kata cinta hanya terdiri dari
Karto cinta Karti
Cinta membahagiakan Karto
Karti telah menelantarkan cinta Karto
Dari pernyataan itu semua jelas kata cinta memasuki fungsinnya dalam suatu kalimat. Tentunya kita tak membahas kata cinta
Karto pernah menggunakan kata itu untuk mengungkapkan perasaannya hanya kepada perempuan yang bernama Karti itu dan kata “cinta” itu sempat mendominasi hidup bersamanya. Sebenarnya ia tidak tahu kata apa yang tepat untuk mewakili perasaannya terhadap wanita kala itu.
Ia merasa cinta itu adalah rasa suka yang mendalam pada seseorang. Pemahaman itu mungkin didapati dari teman-temannya semasa ia bersekolah dulu. Mereka saling ingin menunjukkan satu sama lain bahwa mereka bisa mendapatkan seorang perempuan. Lagi-lagi Mang Karto menjadi teringat dengan Dadang, Rahmat, Lisin, Mahmud, teman-temannya ketika di SMA. Mereka pernah mengatakan hal yang sama pada mahluk yang gender perempuan.
Ternyata memang kata itu tidak bisa mewakili perasaan mereka secara tepat persis. Mereka teman-teman Karto semuanya pun cerai. Dadang dengan satu orang anak, Rahmat dengan dua orang anak, Lisin dengan tiga orang anak, dan lebih tragis Mahmud dengan empat orang anaknya. Sebagian anak-anak mereka ada yang tinggal bersama dengan mertua mereka dan sebagian lainnya ada yang memilih tingggal bersama dengan ibu yang melahirkan mereka. Semua anak teman-teman Mang Karto entah bagaimana lebih memilih para perempuan dibandingkan para lelaki. Kemungkinan perempuan dalam perannya sebagai ibu yang melahirkan mereka lebih bisa dekat secara naluri keibuannya dibandingakan dengan seorang ayah dengan anak-anaknya
♥♥♥♥
Mang Karto beda sekali dengan teman-temannya. Ia sama sekali tidak menghasilkan “buah penerus keberadaannya”. Mungkin ini yang membuat Mak Karti pergi meninggalkannya. Mang Karto tidak setuju sekali hal tersebut dijadikan alasan bagi Mak Karti untuk meninggalkannya. Masalahnya argumentasi itu kurang kuat sama sekali. Buktinya teman-temannya toh punya ‘buah penerus keberadaan’ tetap saja harus pisah atau cerai.
Sekarang ada yang sama Mang Karto dengan teman-temannya, yaitu mereka sama-sama ditinggalkan oleh mahluk yang berjender perempuan.
♥♥♥♥
Karto sedang ada di kamar. Di kamar yang tidak ada batas yang jelas antara perasaan sedih dan senang, sakit dan nikmat, marah dan sayang, benci maupun cinta. Kamar ini menjadi saksi bagaimana pernah terjadi suatu ungkapan perasaan yang sempat diwakili oleh sebuah kata yaitu kata ‘cinta’. Sepertinya kata cinta juga menjadi suatu wadah untuk mewakili penyimpanan beratus-ratus, beribu-ribu bahkan berjuta-juta kenangan cinta yang hampir semuanya indah dari umat manusia di dunia ini.
Semua barang-barang yang ada masih tergeletak tenang di tempat yang sama. Sepertinya tidak ada perubahan sama sekali dengan ketika Karti masih tinggal di rumah bersama Mang Karto.
Hari ini hujan rintik-rintik cuaca boleh dikatakan cukup dingin. Dikenakannya mantel hangat yang sudah lusuh untuk mengusir hawa dingin yang kian menusuk tulang. Mang Karto duduk terdiam sambil memandang rintik-rintik hujan melalui kaca jendela kamar itu. Sekarang ia sudah mengubur semua kenangan lamanya bersama Karti. Kata ‘cinta’ sudah tidak bisa untuk diucapkan lagi. Mang Karto sudah sangat hancur. Hanya dirinya, perasaannya, perhatiannya, curahan hasrat kasih sayangnya yang terindah yang sempat dicurahkan Mang Karto pada Mak Karti sudah kering saat ini.
♥♥♥♥
Mang Karto tiba-tiba dikejutkan, Ia tersentak,. hampir tidak pernah ada orang mengetuk rumahnya di tengah malam lagi hujan rintik-rintik. Dengan agak malas Mang Karto bangun dari tempat duduknya. Ia berjalan menuju ruang tamu. Jantungnya berdetak dengan cepat, tidak seperti biasanya, saat ini ia merasa sedikit takut.
“Siapa?” , Mang Karto bertanya kepada tamu yang tidak diundangnya. Namun tak ada jawaban dibalik pintu, hanya sesekali terdengar ketukan pelan.
“Siapa yah, berani benar mengusik ketenangan yang sedang aku rasakan”, bisik hati Mang Karto sambil menenangkan dirinya. Diputarnya ‘grendel’ pintu perlahan-lahan dibukanya pintu itu dengan hati berdebar-debar.
Tampak olehnya wajah seorang perempuan basah kuyup dengan kain yang meneteskan air menjatuhi lantai depan pintu rumah Mang Karto. Sepertinya Mang Karto merasa tengah bermimpi. Perempuan itu adalah mahluk yang pernah hidup bersamanya. Mang Karto mengusap matanya untuk meyakinkan dirinya bahwa kejadian yang tepat dihadapinya sekarang benar-benar suatu kenyataan.
“Kar….ti ?,” ucap Mang Karto dengan setengah tidak percaya.
Mang Karto memandang Mak Karti yang hampir banyak perubahan rambutnya yang pendek tak seprti dahulu dan garis kerut-kerut diwajahnya nampak begitu mengembang seakan menyimpan suatu kekecewaan dan beban pikiran yang berat. Mak Karti menundukkan kepalanya tak mampu menatap wajah Mang Karto ditengah kebingungannya. Butir-butir air mata Karti menyatu dengan tetesan air hujan yang menerpanya. Ia tak mampu berkata apa-apa, hanya isakan tangis kecil yang tak mampu ia sembunyikan dari dalam dirinya.
Mang Karto mempersilahkan Mak Karti masuk duduk di kursi rotan di ruang tamu, cepat cepat Mang Karto mengambil handuk dan memberikannya kepada Mak Karti untuk mengeringkan tubuhnya yang basah kuyup. Mang Karto langsung membuat
Ia hampiri Mak Karti, dan berkata , ”Kenapa ?”
“Maaf kan aku, mas. “ dengan terbata-bata ia mengucapkan kata-kata itu
Karto hanya diam, tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, ia merasa kosong, hampa dan tak bisa berkata apa-apa.
Rasa ibanya hampir saja menghapus kebencian, sakit hati, dendam dan kecewa yang bergejolak dalam batinnya selama kepergiannya. Karto dibuat bingung dengan keadaan yang tidak seperti biasanya. Ia tidak mengira Karti akan datang dalam situasinya yang seperti itu. Ia malah memperkirakan bahwa Karti sudah berbahagia dengan orang lain. Bahkan dalam benaknya, Karto tidak terlintas Karti akan datang dan kembali padanya seperti dalam keadaan sekarang ini. Karto merasa kepergiannya seperti suatu kematian, yaitu tidak akan kembali hadir dalam nyata.
Karto memperhatikan Karti. Ia meminum teh hangat yang ia suguhkan untuknya. Karti meminum sedikit teh hangat itu. Karto ingat bahwa ia masih mempunyai makanan kecil di dapur. Ia pun langsung ke dapur mengambilkan makanan kecil untuk Karti, begitu ia kembali ke ruang tamu ia dikejutkan oleh hilangnya Karti, Ia pun mencari-cari ke setiap sudut ruang rumahnya tetapi Karti tidak ada. Bahkan ia sempat ke halaman rumah namun pintu pagar, masih tergembok rapat, dan kuncinya pun masih tergantung dilehernya. Karto memang biasa memakai kalung yang berbandul kunci pintu rumah dan pintu gerbang rumahnya.
Ia sempat memanggil beberapa kali untuk memastikan mungkin ia berada disekitar halaman rumah. Namun Karti tidak di temuinya
Keesokan harinya ia sempat menonton berita tentang tewasnya seorang wanita korban tabrak lari yang ciri-cirinya hampir persis sama dengan wanita yang menemuinya semalam, yaitu Karti
♥♥♥♥
Wound Inside the Soul (Luka dalam Jiwa )
Jadi tanya ketika tak ada lagi sapa,
mengapa bisa tak ada saudara membawa suka ditengah luka mendera
Lalu kemana dia yang pernah ada membawa suka ditengah luka mendera
Kemudian ada lagi tanya apakah dia sudah tak ada
Ataukah dia sudah tidak sama
Bila saatnya tiba jiwa mau berpaling dari hampa,
dimana rasa suka ketika hampa menanti senja,……..
dan kapan pagi merekah pertanda cerah.
Ajaklah aku sesat berpaling dari luka dan jiwa hampa .
Apa yang bisa kulakukan……
ketika tak ada lagi hidup dalam diri,
hanya kebekuan merajai jiwa rapuh tanpa daya terkapar diatas duka yang dalam.
Minggu, 16 November 2008
Puisi
Akhirnya dia benar-benar
Pergi dibawa kabut
Ketidakjelasan
Ku tak mampu menghampiri
Dengan jiwa yang tersisa
Dia tidak ingat dengan siapa
Dia bersama
sepertinya
aku lenyap dalam pandangannya
Sekarang aku sudah terbiasa
Untuk tetap menunggu
Ketidakhdirannya
Kutelah dilupakannya
Karena kesibukannya,
Diam terpana dalam
Lamunaan duka
Tak ada sisa aku dalam ingatnya
Ku nanti engkau dalam sepiku
Dalam kata tak terucap
Kutatap duka dalam senyumku